Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Kamis, 23 Oktober 2014

PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUTANSI MANAJEMEN

Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Akuntansi dalam bisnis dan dinamika perusahaan, mempunyai peran yang sangat penting terutama untuk memberikan informasi keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan. Berbagai macam kepentingan, keputusan, dan penggunaan informasi keuangan dalam perusahaan menyebabkan berkembangnya ilmu Akuntansi, informasi keuangan yang dihasilkan bukan hanya terbatas pada penyediaan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen saja, namun sebagai alat pendukung pengambilan keputusan di masa datang, peramalan laba, hingga akuisisi dan merger. Meskipun perkembangan Akuntansi sebagai disiplin ilmu begitu luas namun secara garis besar Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Kedua tipe tersebut muncul karena dinamika perusahaan yang bertemu dengan disiplin ilmu Akuntansi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi keuangan yang berbeda. Pengambil keputusan yang berbeda, memerlukan informasi keuangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan pokok antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen terletak pada:

1.      Pemakai Laporan Akuntansi dan tujuan mereka

2.      Lingkup Informasi

3.      Fokus Informasi

4.      Rentang Waktu

5.      Kriteria bagi informasi Akuntansi

6.      Sifat informasi


Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan bagi pemakai di luar perusahaan, contohnya seperti pemegang saham, kreditor, analis keuangan, karyawan, instansi pemerintah dan lainnya. Sementara itu, tujuan masing-masing pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan adalah bentuk hubungan atau kerjasama yang akan mereka ambil di masa depan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan, singkatnya para pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan tidak bertujuan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan, namun lebih pada untuk mengambil keputusan jenis dan sifat hubungan seperti apa yang akan di lakukan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan di masa yang akan datang.

Untuk lingkup informasi, pada laporan Akuntansi Keuangan umumnya menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan secara keseluruhan. Neraca (laporan posisi keuangan) yang menyajikan aset, kewajiban (liabilitas), dan modal perusahaan secara keseluruhan, ataupun laporan Rugi-Laba (laporan laba-rugi komprehensif) yang menyajikan hasil kegiatan dari perusahaan secara keseluruhan. Karena tujuan laporan keuangan untuk pemakai dari luar perusahaan, maka informasi yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan (summary) dan menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini sangat penting untuk pengguna laporan keuangan yang berasal dari luar perusahaan sebagai perluasan dari informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.

Ditinjau dari fokus informasi, Akuntansi Keuangan berfokus pada informasi masa lalu (historical). Akuntansi Keuangan menggambarkan suatu bentuk pertanggungjawaban dana yang sebelumnya dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada manajemen perusahaan.

Dari segi rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel dan hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual), periode setengah tahun (interim), periode satu kuartal, atau periode satu bulan.

Untuk kriteria bagi informasi Akuntansi Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau berterima secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari perumusan organisasi yang berwenang seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Badan Pengawas  Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai hasil dari tuntutan pemakai laporan keuangan yang berasal dari pihak luar perusahaan. Pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang praktik dalam perusahaan, laporan keuangan merupakan satu-satunya media komunikasi antara pihak luar dengan manajemen, karena itu laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak luar dapat membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan yang akan diambil dengan perusahaan di masa datang.

Sifat informasi dari Akuntansi Keuangan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif, dapat diuji kebenarannya, dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari luar perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.


Akuntansi Manajemen

Berbeda dengan Akuntansi Keuangan yang mempunyai fokus laporan pertanggungjawaban dan ringkasan kondisi perusahaan kepada pihak luar perusahaan, laporan keuangan atau hasil olah informasi dari Akuntansi Manajemen mempunyai fokus menyediakan informasi keuangan bagi keperluan pihak internal perusahaan atau manajemen. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan yang berada dalam perusahaan (manajemen) sebagai bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.

Lingkup informasi pada Akuntansi Manajemen cenderung lebih sempit, tidak lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih detil karena lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-bagian tertentu dari perusahaan, seperti bagian produksi, bagian pemasaran dan lainnya. Namun kompleksitas lingkup informasi keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Manajemen ini nantinya akan sejalan dengan tingkat-tingkat manajemen yang terlibat dalam membuat keputusan.

Dalam fokus informasi, Akuntansi Manajemen cenderung berorientasi pada masa yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang, namun untuk sumber informasi yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya-biaya di masa lalu (historical cost), biaya sekarang (current cost) atau biaya masa datang (future cost).

Untuk Rentang waktu, Akuntansi Manajemen menyediakan rentang waktu yang jauh lebih fleksibel dibandingkan Akuntansi Keuangan, hal ini terjadi karena tuntutan dari manajemen perusahaan yang harus membuat keputusan-keputusan penting dalam waktu yang relatif singkat dan cepat, baik yang bersifat terstruktur, semi-terstruktur, hingga tidak terstruktur. Rentang waktu yang diberikan bisa berupa harian, mingguan, bulanan, atau bahkan hingga periode 10 tahun.

Kriteria bagi informasi Akuntansi Manajemen tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, selama itu memberi manfaat bagi pihak manajemen perusahaan, baik itu dalam hal pengukuran, ataupun perhitungan. Dalam Akuntansi manajemen, praktik-praktik yang telah terbukti berhasil dan bermanfaat pada suatu perusahaan kebanyakan akan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain yang kemudian akan menyebar luas dalam dunia industri. Selain itu, pada Akuntansi Manajemen tidak ada organisasi ataupun undang-undang yang mengatur praktik-praktiknya, selama itu bermanfaat untuk manajemen perusahaan maka perusahaan akan terus menggunakan praktik-praktik tersebut.

Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang akan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, baik untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut masa yang akan datang. Maka dari itu Akuntansi Manajemen tidak hanya mengandalkan satu disiplin ilmu saja yaitu akuntansi, namun juga mengambil disiplin ilmu dari manajemen untuk mengatasi dan mengatur sumber daya dan waktu perusahaan, selain itu Akuntansi Manajemen juga menggunakan disiplin ilmu psikologi sosial ketika melakukan estimasi, perkiraan dan peramalan untuk penjualan produk, pengendalian sumber daya manusia. Akuntansi Manajemen sering mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan dan bersifat taksiran karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang masa yang akan datang.

PERBEDAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PERBEDAAN SIA DAN SIM 


Sistem Informasi Akuntansi Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Sistem informasi manajemen, adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base”. 

Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal

Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi

2 komponen SIA
– Spesialis Informasi
– Akuntan
 

Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :

Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.

Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.

Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
– informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
– Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.


Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting

Sistem Akuntansi Biaya
1.Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
2.adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer

Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.

Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.

Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.


Referensi



http://greeaone.wordpress.com/2011/10/05/1-3-perbedaan-sia-dan-sim/

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA MAKANAN CEPAT SAJI HISANA

SISTEM INFORMASI AKUTANSI PADA MAKANAN CEPAT SAJI HISANA

 

 
I.       PENDAHULUAN
 

1.1       Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak perusahan yang sudah menggunakan berbagai aplikasi sistem informasi terutama perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang yang mengutamakan pelayanan. Tanpa adanya sistem informasi yang menunjang kinerja perusahaan, suatu perusahaan sangat sulit berkembang dan mengikuti perkembangan zaman, karena pasti akan tertinggal dengan para pesaingnya.
 
Sistem Informasi adalah suatu kumpulan data yang berasal dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Mengingat kebutuhan perusahaan terhadap data sangat besar, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk memprosesnya. Maka dengan hadirnya sistem informasi yang dimana dalam penggunaannya adalah dengan mengolah data, dapat berguna bagi user atau pelaku bisnis dalam mengoperasikan serta mengimplementasikan apa yang seharusnya dibutuhkan oleh perusahaan dalam perkembangannya.
      Perusahaan HISANA merupakan perusahaan waralaba atau Franchise dengan produk makanan cepat saji yang mengutamakan pelayanan tanpa mengurangi standart mutu yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan sistem informasi, HISANA dapat memberikan perlayanan bagi pelanggannya dengan menggunakan sistem Delivery order, atau pesan antar. Sistem tersebut mulanya diberlakukan karena permintaan pelanggan yang sangat membutuhkan pelayanan cepat dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk berjalan menuju lokasi restaurant. 


1.2       Perumusan Masalah

Sistem informasi sering dikaitkan dengan kemudahan dalam melakukan segala bentuk kegiatan bisnis oleh suatu organisasi atau perusahaan, dengan tujuan mengoptimalkan profit. Namun, tidak mungkin dalam suatu perusahaan menggunakan lebih dari satu aplikasi sistem informasi untuk tujuan penggunaan yang sama. Maka dari itu, makalah ini memaparkan beberapa contoh dari banyaknya macam sistem informasi yang digunakan oleh salah satu perusahaan Public Service Franchise yang mengutamakan pelayanan yaitu HISANA untuk mengoptimalkan kinerjanya.

 

1.3       Tujuan Penulisan

Setelah mengetahui perumusan masalah diatas, maka telah dirumuskan tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya :

  1. Mengetahui jenis sistem informasi yang digunakan oleh HISANA.   
  2. Mengetahui fungsi dan cara mengimplementasikan dari masing-masing contoh sistem informasi yang digunakan. 
  
II.      HASIL ANALIS DAN PEMBAHASAN
 
 HISANA

 

 

KASUS :

 
Dengan keuntungan perusahaan turun 20 persen pada tahun ini. Rencana awalnya HISANA terbatas pada penduduk Jakarta yang menghasilkan kurang dari 15 pesanan per minggu. Yang nyaris tidak menutupi biaya server PC.

Seperti perusahaan sejenis, HISANA adalah makanan khusus dalam pendapatan dan makanan khusus dalam pendapatan dan dianggap perusahaan pemimpin teknologi informasi dalam bisnis makanan cepat saji. Namun keuntungan di semua tiga rantai telah mendingin akhir-akhir ini. Seperti rantai berjuang untuk tetap di atas, IS akan berada di bawah senjata untuk memberikan sistem yang dapat menunjang kinerja keuangan perusahaan.

Akibatnya, menemukan dan mempertahankan pelanggan di seluruh dunia telah menjadi ide baru dari strategi perusahaan.Perusahaan telah "Operations Driven" dimasa lalu. Tapi hari ini, HISANA berfokus kurang pada biaya memeras keluar dari sistem dan lebih pada menjaga pelanggan restoran di mana-mana beratap merah dan jasa pengiriman bahagia. "Misi kami adalah kepuasan pelanggan".

IS staf, sarana strategi perubahan corporated IS harus mengarahkan banyak prioritasnya. Seperti banyak pemain utama dalam industri makanan cepat saji, HISANA telah banyak berinvestasi dalam sistem titik penjualan dan mengotomatisasi operasi belakang toko, semua dalam mengejar restoran paperless.Kebanyakan rantai besar memiliki sistem yang dikembangkan di host seperti  sebagai workstation manajer HISANA bidang sistem manajemen. Masing-masing menyediakan paket aplikasi untuk membantu manajer cabang dalam peramalan bisnis, manajemen persediaan, dan manajemen sumber daya manusia. Sistem seperti peringatan manajer untuk masalah potensial dan jaringan dengan kantor pusat untuk memungkinkan perusahaan untuk memantau kinerja cabang individu.

Di  industri makanan cepat saji, perangkat nirkabel muncul di banyak restoran. Untuk membuat sistem POS lebih ramah dengan waktu sebagian besar bagian dan omset restoran workface tinggi. Perusahaan seperti taman kota kelompok, yang  sedang membangun kecerdasan dalam teknologi dan berdasarkan metafora pengguna grafis ke dalam sistem manajemen ritel mereka.

Untuk itu semua orang di perusahaan difokuskan pada peningkatan penjualan di 700± cabang yang dimiliki perusahaan. HISANA restrukturisasi sistem pelaporan untuk melacak bisnis yang berulang dan penjualan lain indikator kinerja. Mereka mengatakan membantu perusahaan mendapatkan lebih banyak produk di cabang.  Sistem spot perintah yang tidak biasa, seperti makan fried chicken, dan meminta kasir dengan menawarkan sebuah item menu tambahan yang dapat menambah pemesanan. Ini adalah perbatasan baru bagi banyak manajer cabang, yang bertanggung jawab secara konvensional terhadap keuntungan, bukan penjualan.
1.      Sistem Operasi yang Mendukung Operasional HISANA
1.1 Specialized Processing System (SPS)
  HISANA mengembangkan pemakaian perangkat genggam nirkabel untuk bagiaan pemesanan. Pengunaan perangkat wirless lebih memudahkan dan mempercepat proses antara bagian pemesanan, bagian dapur dan bagian pembayaran (kasir). Pengembangan juga dilakukan dengan melakukan pemesanan dan pembayaran melalui internet trobosan ini dilakukan dengan tujuaan memperluas pangsa pasar dan memenuhi permintaan konsumen. HISANA juga menggunakan pembayaran e-payment dengan bekerjasama dengan pihak bank.
Selain itu adanya Strategi Support System melalui order processing system dan information reporting system. Order reporting system dilakukan dengan menggunakan sistem pemesanan makanan melalui www.hisanafriedchicken.com yang mana setiap pemesan dapat melihat menu yang ada di pizza hut. Walaupun pemesanan melalui web ini hanya mencapai 10 transaksi per minggu tetapi hal ini terus dilakukan dengan tujuan hanya semata-mata melayani konsumen dimanapun konsumen itu berada. (Paragraf 1 dan 2)
1.2 Sistem Proses Transaksi
Menurut sumber dari website Techopedia, Sistem Proses Transaksi (Transaction Process System/TPS) adalah sebuah sistem pengolahan informasi yang digunakan dalam transaksi bisnis, yang mencakup pengumpulan data, modifikasi data, dan penyimpanan semua data transaksi. Karakteristik dari TPS ini adalah kinerja (performance), realibilitas (keterpercayaan/kehandalan), dan konsistensi. TPS juga dikenal sebagai transaksi pengolahan atau pengolahan waktu-nyata (real-time processing). Untuk mendapatkan kinerja, realibilitas, dan konsistensi, maka data harus dapat diakses dengan segera dalam sebuah gudang data (data warehouse), prosedur cadangan haruslah di tempat dan proses recovery harus bebas dari kesalahan system, kesalahan manusia, virus computer, aplikasi computer dan bencana alam.
Adanya transaction proses system yaitu sistem POS (point of sale) yaitu penjualan langsung ditempat dengan sistem pembayaran langsung maupun debit dan kredit (Paragraf 4), sistem POS yaitu suatu sistem yang menggunakan terminal elektronic cash register untuk menyimpan dan mengirim data entry penjualan pada semua jaringan yang langsung terhubungi dengan komputer pusat dan dapat diproses untuk keperluan cepat atau periodik. 
Sistem operasional HISANA merupakan proses kerja secara otomatis. Pesanan pelanggan diterima oleh sistem point of sale (order station) yang akan dicatat oleh makaline station sebagai pengumpul data kolektif dari beberapa order station. Kemudian pesanan pelanggan akan diproses langsung oleh kitchen dengan hardcopy document transaksi sebagai perintah kerja. Semua data transaksi akan tersimpan didalam file server, sedangkan driver routing diperlukan sebagai pengawas kegiatan operasional yang akan dipantau langsung oleh headquater melalui jaringan WAN.
1.3  Sistem Pengendalian Proses (Process-control system/ PCS)
Sistem pengendalian proses digunakan untuk mengawasi sebuah lingkungan manufaktur dan pengendalian alur manufaktur dan proses secara elektronik berdasarkan batasa-batasan yang ditetapkan oleh pengguna (user).Sistem pengendalian yang diterapkan oleh HISANA adalah sistem yang dikembangkan dari rumah/ secara rumahan (in-house), seperti: tempat kerja manajer HISANA. Tiap-tiap sistem tersebut menyediakan sederetan aplikasi untuk membantu manajer penjualan (toko/penyimpanan) dalam peramalan bisnis, manajemen inventaris, dan manajemen sumber daya manusia. Sistem tersebut berguna sebagai sinyal (peringatan) bagi para manajer terhadap segala masalah potensial dan yang jaringannya disambungkan ke kantor pusat sehingga memampukan perusahaan untuk mengawasi kinerja restoran-restoran per individunya.
Selain itu, untuk membuat setiap orang dalam perusahaan tersebut memfokuskan diri dalam peningkatan angka penjualan pada 2900 restoran milik perusahaan, maka HISANA sedang menata-ulang sistem pelaporannya untuk menelusuri bisnis dan indikator-indikator kinerja penjualan lainnya.
1.4 Enterprise Collaboration System (ECS)
Enterprise Collaboration System (ECS)adalah sebuah sistem yang menggunakan komunikasi elektronik, konferensi sebagai alat kerjasama antara tim dan kelompok kerja. Ada tiga tools yang temasuk dalam ECS yaitu Electronic Collaborating Tools yang meliputi email, instant messaging, web publising dan lain-lain, yang kedua Electronic Conferencing Tools berupa data conferency, voice conf, video conf, elektronik meeeting system dan lain-lain,  terakhir yaitu Collaborative work Management Tools, toolsnya adalah calendaring and scheduling, task and project management, workflow system dan document sharing knowledge management.
Dari pengertian diatas jika dilihat dari kasus HISANA ada beberapa poin yang dapat telah yaitu:
1.    Membuka tampilan depan pada websitenya, ini berhubungan dengan electronic comunication tools.
Dengan dibukanya website ini HISANA berusaha menarik pelangga melalui tampilan layar yang menarik, karena dengan menyajikan tampilan yang menarik maka pelanggan akan tertarik untuk memesan menu yang tersaji di layar website tersebut. Dari web ini juga para manajer yang terhubung dengan aplikasi ini dapat melihat trend penjualan
2.    Mengembangkan sistem informasi secara rumahan dan dihubungkan dengan kantor pusat.
Melalui aplikasi ini para manajer dapat berhubungan satu dengan yang lainnya melalui conferency tools,  juga dapat melakukan meeting serta berbagi data tentang restoran-restorannya sehingga dapat mengambil keputusan hal-hal apa yang harus dilakukan tanpa harus bertemu langsung antar mereka.
         3.      Auotomatic Back of  store, dengan adanya sistem ini HISANA tidak lagi menggunakan       kertas dalam transaksi pemesanannya maupun pembayarannya, (paperless restaurant).


2.  Sistem Penunjang dalam Manajemen
Berdasarkan fungsinya dari sistem informasi di suatu manajemen perusahaan ada beberapa sistem informasi penunjang dalam manajemen yang digunakan dalam setiap prosesnya, diantaranya yaitu :
     2.1 Sistem Informasi Manajemen
Sistem manajemen informasi merupakan sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan,sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Dalam kasus yang kelompok kami bahas, telah ditemukan sistem manajemen informasi HISANA yang berkembang seiring dengan perubahan strategi perusahaan yang dimana memiliki arti bahwasistem informasi harus diarahkan kepada manajemen dengan variabel prioritas. Paragraf V menunjukkan adanya Management Support System yang mana pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tidak harus datang secara langsung tetapi menggunakan konferensi onlinedan lain sebagainya, yang dihubungkan dengan menggunakan Enterprise Collaboration System seperti yang telah dibahas di paragraph sebelumnya.
Paragraf VII mengemukakan tentang Management Information System khususnya Exception Report atau sistem pelaporan langsung tanpa terkecuali .
     2.2 Sistem Penunjang dalam Pengambilan Keputusan
Sistem Penunjang dalam Pengambilan Keputusan atau biasa dikenal Decision Support System (DSS) merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi manajer. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.
Dalam kasus yang sedang kelompok kami bahas, HISANA sendiri penggunaan DSS terlihat ketika setiap store manager dapat memonitor performance system secara langsung dan interaktif, juga dilengkapi dengan management tool analysis dalam menganalisa business forecasting dan manajemen persediaan.Melalui beberapa variable tersebut para manajer yang bertanggung jawab terhadap sistem penunjang dalam pengambilan keputusan dapat menentukan langkah apa yang seharusnya digunakan jika dihadapkan pada suatu keadaan, Sistem Penunjang dalam pengambilan keputusan diantaranya :
1.          Peramalan bisnis, atau biasa dikenal dengan Business Plan. Dengan menguraikan variable-variable kritikal yang menunjang bisnis agar tetap sustainable para manajer HISANA, dapat menentukan sebuah keputusan manajerial yang berguna dalam sistem manajemen perusahaan. Sehingga dalam penentuannya tidak keluar dari tujuan awal perusahaan, yaitu “Berada dimanapun pelanggan berada dengan mengutamakan kepuasan pelanggan”.
2.          Manajemen Inventaris, atau biasa dikenal dengan Management of Inventory. Dengan menguraikan variable-variable yang terkait dengan persediaan (Inventory) - terutama bahan baku- agar bisnis tetap berjalan serta dapat mempertahankan mutu dan efisiensi penggunaan lahan, para manajer di HISANA menggunakan sistem informasi berikut. Dengan mengatur komposisi dan waktu persediaan dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan kapan dan bagaimana yang seharusnya dilakukan jika menghadapi persoalan mengenai inventaris perusahaan.
3.          Manajemen sumber daya manusia, atau biasa dikenal dengan Human Resource Management. Dengan mengenal setiap karakteristik dan potensi dari setiap individu di dalam perusahaan, para manajer perusahaan HISANA dapat menentukan sebuah keputusan untuk mengalokasikan dan kebutuhan untuk pengembangan potensi Humanity Resource seseorang.
   
2.3              Sistem Informasi Executive
Executive Information System (EIS) juga merupakan suatu sistem berbasis komputer yang melayani kebutuhan informasi top executive. EIS menyediakan akses yang cepat berupa informasi yang tepat waktu dan langsung mengakses laporan manajemen. EIS sangat user-friendly, didukung oleh grafik-grafik, dan menyediakan laporan-laporan dengan kemampuan drill-down. EIS juga mudah dihubungkan dengan layanan informasi on-line dan elektronik mail. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau EIS merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi manajer pada tingkat perencanaan strategis.
Dalam kasus yang sedang kelompok kami bahas, telah ditemukan sistem informasi executive di HISANA, dengan memanfaatkan beberapa sistem informasi manajemen yang telah diterapkan dibeberapa restaurant di berbagai lokasi, direktur operasional HISANA yang berada di restaurant pusat saat ini menggunakan sistem Point of Sale (POS). Dengan menggunakan aplikasi Point of sale (POS) HISANA dapat saling terhubung dalam penyajian data dan memberikan informasi mengenai inovasi dan perkembangan suatu restoran. Salah satu alasan penggunaan aplikasi Point of Sale (POS) ialah Group Park City sedang dihadapkan oleh angkatan kerja yang semakin besar adalah paruh waktu dan tingkat perpindahannya (Turn Over) tinggi. 
Selain beberapa hal yang telah disebutkan diatas, HISANA atau dikenal saat itu sebagai Group Park City merupakan perusahaan yang berfokus terhadap penjualan. Dengan mengetahui indikator-indikator penunjang kinerja penjualan disetiap produk inovasi yang diterapkan untuk kemajuan perusahaan dapat dilihat dari perkembangan disetiap restaurant tanpa harus datang dan melihat secara langsung. Karena dengan menggunakan aplikasi ini perusahaan dapat dengan mudah menerima laporan dan memberikan informasi perkembangan terhadap informasi produk inovasi tersebut. Dan juga seiring dengan tekanan harga dan perubahan selera konsumen, telah memacu HISANA untuk memperbaiki resep kompetitif mereka. Para manajer sistem informasi diharapkan untuk memberikan (menghasilkan) berbagai aplikasi harga yang bernilai dan panas untuk mendukung hal-hal tersebut. Tanpa adanya sistem informasi executive, Group Park City takkan mampu survive sampai saat ini.
2.4       Sistem Pengolahan Khusus
Specialized Information System yang mendukung proses pengambilan keputusan oleh manajer HISANA adalah  :
a.       Manajer penjualan berinvestasi pada sistem penjualan pada titik (Point of Sale System/ POS) yaitu membuat rekaman simultan dari penjualan pelanggan dan pengaruhnya terhadap tingkat persediaan.
b.      In-House system pada system manajemen HISANA untuk menyediakan sederetan aplikasi yang membantu manajer penjualan (toko/penyimpanan) dalam peramalan bisnis, manajemen inventaris, dan manajemen sumber daya manusia
c.       Manajer restoran menerapkan sistem Suggested-sell yang diterapkan oleh kasir dan pelayan  yaitu menawarkan sebuah menu tambahan yang dapat melengkapi makanan yang telah dipesan
Sistem-sistem diatas memang khusus, tugasnya lebih spesifik dan tidak semua restoran menggunakan ketiga syitem-sistem tersebut untuk mndukung pengambilan keputusan seorang manajer.
III.             KESIMPULAN DAN SARAN


Dengan pengelolaan perusahaan dalam manajerial dan membantu bisnis HISANA melalui penggunaan sistem informasi, maka penulis sepakat untuk menyatakan bahwa banyak kemudahan dan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan makanan cepat saji tersebut. Penggunaanya tidak hanya berfungsi dalam penjualan (sales), tetapi juga dalam memasarkan produknya, pengambilan keputusan oleh pihak manajemen melalui pengawasan kinerja restoran per unitnya dan peramalan bisnis, bahkan untuk mengendalikan sumber daya manusianya yaitu karyawan di cabang-cabang usahanya.

     Dengan demikian, penulis juga sepakat bahwa penggunaan sistem informatika dalam proses menjalankan bisnis di perusahaan lain seperti yang dilakukan oleh HISANA juga akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tersebut, baik dari segi manajerial maupun operasionalnya.